Oscar II |
Misalnya,
diketahui sebuah sistem sembarang yang terdiri dari banyak benda.
Benda-benda ini memiliki massa dan untuk memudahkan bentuknya
diasumsikan berupa titik. Kesemua massa titik ini saling tarik menarik
sesuai dengan hukum Newton. Diasumsikan bahwa benda-benda tersebut tidak
ada yang pernah bertubrukan. Pertanyaannya adalah bagaimana rumusan
fungsi yang merepresentasikan koordinat-koordinat dari titik-titik
tersebut dari waktu ke waktu.
(Dalam
bahasa sederhananya begini. Bayangkan ada sejumlah benda (materi)
melayang di ruang angkasa. Bolehlah kita sebut benda tersebut adalah
sekumpulan planet dan bintang yang saling tarik menarik. Masing-masing
bergerak relatif terhadap yang lainnya, tapi tidak pernah bertubrukan.
Yang diminta sang raja adalah bagaimana formula matematika yang
menggambarkan perubahan posisi benda-benda tersebut dari waktu ke waktu)
Ternyata
tidak ada seorangpun yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Oleh
karena itu penghargaan itu kemudian dialihkan kepada orang yang dapat
memberikan kontribusi terhadap ilmu mekanika klasik. Hadiah tersebut
kemudian jatuh ke tangan Henri Poincare, seorang matematikawan Perancis.
Poincare
sebenarnya tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sayembara itu.
Penghargaan itu dianugerahkan kepadanya karena memoarnya tentang
persoalan tiga benda (three body problem)
dalam mekanika benda-benda angkasa. Secara sederhana persoalan tiga
benda adalah persoalan mengenai dinamika tiga benda yang saling tarik
menarik. Contoh sistem tiga benda adalah sistem Matahari-Bumi-Bulan
(tentu saja dalam hal ini gaya tarik dari planet-planet dan benda
angkasa lainnya diabaikan).
Dalam
memoar ini Poincare pertama kali memberikan deskripsi matematis perihal
gerakan yang chaotik. Memoar itu rencananya akan dipublikasikan pada Acta Mathematica,
sebuah jurnal matematika milik Akademi Sains Kerajaan Swedia. Namun
saat akan dipublikasikan, Phragmen, editor jurnal tersebut menemukan
kesalahan dalam memoar tersebut. Poincare menyadari kesalahan itu dan
memoar yang salah itu akhirnya batal diterbitkan.
Dalam
edisi revisinya, Poincare mengajukan gagasan baru yang menjadi cikal
bakal teori chaos. Poincare menyebutkan bahwa evolusi sistem tiga benda
yang dimaksud meskipun bersifat deterministik namun tidak dapat
diramalkan (unpredictable).
Deterministik dalam hal ini berarti secara teoretik atau kalkulasi
matematis evolusi (perubahan dari waktu ke waktu) sistem dapat
diramalkan. Namun sifat sistem yang chaotik menyebabkan gangguan yang
sangat kecil dapat memberikan perubahan yang besar. Jika perubahan kecil
tersebut tidak terdeteksi oleh alat ukur yang ada, maka pada prakteknya
evolusi sistem tidak dapat diramalkan (unpredictable).
Sebagai
sebuah gagasan yang revolusioner, ide sistem chaotik yang digagas
Poincare tidak banyak mendapat perhatian bahkan cenderung diremehkan di
kalangan ilmuwan. Padahal karya tersebut mendapat penghargaan yang cukup
bergengsi yang menunjukkan pengakuan terhadap karya tersebut. Ada dua
kemungkinan penyebabnya. Pertama, pada saat itu para ilmuwan sedang
tersita perhatiannya pada revolusi fisika baru : mekanika quantum dan
teori relativitas Einstein. Sementara itu, ide Poincare masih
menggunakan pendekatan mekanika klasik yang popularitasnya mulai menurun
sejak kemunculan kedua genre fisika baru tersebut.
credit to : http://ahmuzaki.multiply.com/journal/item/2