TEORI BLACK SWAN #2

Black Swan (Cygnus Atratus)
Kadang, ada kalanya kita terperangah ketika mendengar atau menyaksikan suatu kejadian. Ada kalanya juga kita terkagum-kagum ketika kita melihat suatu peristiwa. Di lain waktu, terkadang kita juga dibuat terkejut tak percaya bagaimana suatu hal yang diprediksi tak mungkin terjadi akhirnya menjadi sebuah kenyataan. Hal-hal seperti merupakan inti dari ulasan tentang sebuah buku yang ulasannya saya baca di sebuah media massa cetak.



Adalah buku The Black Swan yang diulas di media massa itu. The Black Swan adalah buku karangan Nassim Nicholas Taleb, seorang penulis asal Lebanon. Buku dengan cover book berwarna putih itu adalah salah satu buku best seller yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama tahun 2009. Menurut ulasan tersebut, The Black Swan (Angsa Hitam) menunjuk pada kejadian-kejadian yang tak terduga, yang (mungkin) tak terpikirkan sebelumnya, namun kejadian-kejadian tersebut berdampak sangat besar dan seolah-olah memberikan teori dan insprirasi baru bagi manusia.
Diberi judul The Black Swan (Angsa Hitam) karena hampir semua manusia (awalnya) hanya meyakini bahwa hanya ada angsa putih di dunia ini. Ternyata, ketika benua Australia ditemukan dan di benua itu ditemukan Angsa Hitam maka runtuhlah teori/pendapat bahwa semua angsa berwarna putih. Sewaktu istri saya berada di Perth, Australia, ia sempat melihat angsa-angsa hitam di sebuah taman kota. Jadi Angsa Hitam (Cygnus Atratus) itu ada, sesuatu yang awalnya dianggap sebagai hal yang mustahil bagi sebagian (besar) manusia (dulu).
Dulu tak ada yang bisa menduga, bagaimana menara kembar World Trade Centre (WTC) di Amerika bisa hancur oleh serangan teroris. Bagaimana mungkin Amerka Serikat, negara superpower, bisa kecolongan dan tidak mampu mendeteksi bom yang akhirnya digunakan sebagai bom bunuh diri dalam pesawat. Masih terkait dengan Amerika Serikat, begitu banyak orang yang terkejut, negara adidaya ini bisa terperosok tak berdaya ke dalam jurang krisis ekonomi sekarang ini yang berimbas ke hampir semua negara lain di belahan dunia ini. Atau tak pernah pula orang sedemikian terperangah ketika melihat gelombang tsunami yang begitu tinggi yang kedahsyatannya meluluh-lantakkan hampir seluruh daerah di pesisir pantai Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Apakah ada yang sedang mencari teman kuliah, SMA, SMP, bahkan SD yang telah lama kehilangan kontak dan tidak bertemu? Jika ya, bergabunglah dengan Facebook. Tak ada pula yang mengira jika saat ini 150 juta orang  di dunia sedang keranjingan Facebook. Facebook adalah situs pertemanan lewat internet yang memiliki pertumbuhan paling pesat saat ini. Lewat situs ini, orang bisa berkenalan teman baru, mencari teman lama yang telah lama hilang, membuka hubungan bisnis, dan bahkan berkampanye! Barack Obama adalah salah satu politikus yang memanfaatkan Facebook untuk menggalang dukungan dan dana kampanye dan akhirnya ia berhasil menjadi Presiden Amerika sekarang ini. Tak ada pula yang menyangka kalau penemu dan perancang Facebook, Mark Zuckerberg, adalah seorang pemuda 24 tahun, drop out (DO) dari Harvard University, namun sekarang menjadi milyarder. Aset Facebook sekarang bernilai 15 miliar dollar atau setara dengan 150 triliun rupiah! Semuanya serba tak mungkin pada awalnya, tapi menjadi kenyataan pada akhirnya.
Dan yang paling fenomenal adalah fenomena Barack Obama. Tak pernah terbayangkan kalau Amerika akan dipimpin oleh seorang berkulit hitam yang bahkan pernah tinggal di Indonesia dan berayah tiri seorang Indonesia. Nenek moyang orang kulit hitam di Amerika, dulunya berasal dari Afrika dan mereka dikirim ke Amerika untuk dijadikan sebagai budak. Sampai sekarang pun, masih banyak warga Amerika yang bersifat rasis dan tak rela dipimpin oleh orang berkulit hitam. Namun fakta berbicara, hal yang dirasa tak mungkin ini, sekarang sudah benar-benar terjadi. Semua menjadi mungkin, semua menjadi kenyataan.
Kejadian-kejadian yang digambarkan di atas adalah bukti hampir tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Saya lalu melihat apa yang terjadi pada kondisi beberapa perusahaan sekarang ini. Kondisi bisnis dan pasar memang sedang tidak bagus, namun bukan berarti kalau perusahaan tak bisa bertahan dan mampu bangkit. Jika rapor adherence perusahaan tidak bagus, namun bukan tak mungkin rapor adherence (90 hari) akan tercapai. Maka tak ada alasan pula kalau perusahaan tidak bisa melakukan material cost saving. Sejalan dengan teori Angsa Hitam ini, conveyor pasti bisa menghasilkan warna 100% atau Finishing 2 pasti bisa beroperasi lebih cepat dari sekarang.
The Black Swan mengajarkan tentang sebuah peluang sekecil apapun tetaplah sebuah peluang yang bisa dimanfaatkan. The Black Swan juga mengajarkan semua peristiwa luar biasa yang ada di jagad adalah hal menarik yang perlu dicermaati dan dipelajari oleh umat manusia. Peristiwa besar adalah sebuah inspirasi. Semoga kita bisa mengambil manfaat dari teori Angsa Hitam ini.